Makalah Pancasila Sebagai Idiologi Pembelajaran/Pendidikan Dasar Manusia
MAKALAH
Disusun
Oleh
1. ZAINUL
FAOZI
(E1R016096)
UNUVERSITAS
MATARAM
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang studi PANCASILA yang bertemakan “Pancasila Sebagai Idiologi Pembelajaran/Pendidikan Dasar Manusia”
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari
segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan
kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan
datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Khususnya
bagi mahasiswa-mahasisiwi SNT-53 ntuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan
keterampilan kependidikan demi terciptanya pendidik professional.
Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Mataram,
30 september 2016
Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN HAKIKAT
MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
A. Hakikat Manusia dengan
Dimensi-Dimensinya
B. Pengembangan Dimensi-Dimensi
Tersebut
C. Manusia Indonesia
D.Perbedaan Manusia dan Hewan
E. Hakikat Manusia Menurut Islam
F. Pandangan Tentang Hakikat Manusia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Pertanyaan Dan Jawaban
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk
menjadi manusia. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsip berbeda dari
hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu dari apa yang di sebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan
tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, strategis jika pembahasan tentang
hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan
harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai
pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi
: arti dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensinya, pengembangan
dimensi tersebut dan sosok manusia Indonesia seutuhnya.
B. Tujuan
Adapun tujuan menyusun makalah ini untuk mengetahui tentang pengertian apa itu
Hakikat Manusia dan Pengembangannya dalam dimensi-dimensinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
Sasaran
pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk
meneumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Ciri
khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu
(intergrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Di sebut hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimilki oleh manusia dan
tidak terdapat pada hewan.
Sifat
Hakikat Manusia
Sifat
hakikat manusia menajadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat
antropologi. Hal ini menjadi keharusan karena pendidikan bukanlah sekedar soal
praktek melainkan praktek yang berlandasan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan
pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normative.
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri
karakteristik, yang secara prinsipiil (jadi bukan hanya gradual) membedakan
manusia dari hewan . Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan
terutama jika dilihat dari segi biologinya.
Kenyataan dan pernyataan tersebut dapat menimbulkan
kesan yang keliru, mengira bahwa hewan dan manusia itu hanya berbeda secara
GRADUAL. Wujud sifat hakikat manusia, pada bagian ini akan di paparkan
wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan
oleh paham eksistensi dengan maksud menjadi masukan membenahi konsep
pendidikan, yaitu,
1. Kemampuan menyadari diri
2. Kemampuan bereksistensi
3. Pemilikan kata hati
4. Moral
5. Kemampuan bertanggung jawab
6. Rasa kebebasan(kemerdekaan)
7. Kesediaan
melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
8. Kemampuan menghayati
kebahagian
A. HAKIKAT
MANUSIA DENGAN DIMENSI-DIMENSINYA
Pada pembahasan telah diuraikan sifat hakikat
manusia. Pada bagian ini sifat hakikat tersebut
akan di bahas lagi dimensi-dimensinya atau di tilik dari sisi lain. Ada empat
macam dimensi yang akan di bahas, yaitu
1. Dimensi keindividualan
2. Dimensi kesosialan
3. Dimensi kesusilaan
4. Dimensi keberagamaan
1. Dimensi Keindividualan
Lysen mengartikan individu sebagai ”orang seorang”
sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide).
Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi . Karena adanya individualitas
itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecendrungan, semangat
dan daya tahan yang berbeda.
Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri
merupakan cirri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri
manusia. Sifat sifat sebagaimana di gambarkan di atas secara potensial telah di
miliki sejak lahir perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan agar bisa
menjadi kenyataan. Sebab tanpa di bina, melalui pendidikan, benih-benih
individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu
kepribadian seseorang tidak akan terbentuk semestinya sehingga seseorang tidak
memiliki warna kepribadian yang khas sebagai milikinya. Padahal fungsi utama
pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk kepripadiannya atau
menemukan kediriannya sendiri. Pola pendidikan yang bersifat demokratis
dipandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya potensi
individualitas sebagaimana dimaksud. Pola pendidikan yang menghambat
perkembangan individualitas (misalnya yang bersifat otoriter) dalam hubungan
ini disebut pendidikan yang patologis.
2.
Dimensi kesosialan
Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat
saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung untuk saling
memberi dan menerima.
Adanya
dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih jelas pada dorongan untuk
bergaul. Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan
sesamanya.
Seseorang
dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi
dengan sesamanya. Seorang berkesempatan untuk belajar dari orang lain,
mengidentifikasi sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain untuk dimilikinya,
serta menolak sifat yang tidak di cocokinya. Hanya di dalam berinteraksi dengan
sesamanya, dalam saling menerima dan memberi, seseorang menyadari dan
menghayati kemanusiaanya.
3.
Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya
kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat
orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau
sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian
yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang
mempunyai konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan
kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan mencakup etika
dan etiket.
Persoaalan
kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya manusia
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya
sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah
mahluk religius. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah
mahluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang.
Manusia memerlukan agama demi kesalamatan
hidupnya. Dapat dikatakan bahwa
agama menjadi sandaran vertical manusia.Manusia dapat menghayati agama melalui
proses pendidikan agama. Pendidikan agama bukan semata-mata pelajaran agama
yang hanya memberikan pengetahuan tentang agama, jadi segi-segi afektif harus
di utamakan. Di samping itu mengembangkan kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu mendapat
perhatian.
B. PENGEMBANGAN
DIMENSI-DIMENSI HAKIKAT MANUSIA
Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan
sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.
Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaanya mungkin
saja bisa terjadi kesalahan-kesalahannya yang lazimnya di sebut salah didik.
Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu
1.Pengembangan yang
utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia
ditentukan oleh dua factor, yaitu kulaitas dimensi hakikat manusia itu sendiri
secara potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan
pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari
berbagai segi yaitu, wujud dan arahnya.
a.
Dari wujud dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan
rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan,
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pengembangan aspek jasmaniah dan
rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.
Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman
dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik, tidak
terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan domain kognitif,
afektif dan psikomotor dikatakan utuh jika ketiga-tiganya mendapat pelayanan
yang berimbang.
b. Dari
arah pengembangan
Keutuhan pengembangan dimensi hakikat
manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan,
kesusilaan dan keberagaman secara terpadu. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan
dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap
dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.
Perkembangan di maksud mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan
keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang menciptakan ketinggian martabat
manusia). Dengan demikian totalitas membentuk manusia yang utuh.
2. Pengembangan
yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat
manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi
hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan
didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif
didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif
didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertical
adadomaintingkahlakuterabaikanpenanganannya.
Pengembangan yang
tidakutuhberakibatterbentuknyakepribadian yang pincang dan tidakmantap.
Pengembangansemacaminimerupakanpengembangan yang patologis.
C. MANUSIA
INDONESIA
Sosokmanusia Indonesia seutuhnyatelah di rumuskan di
dalam GBHN mengenaiarahpembangunanjangkapanjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di
dalam rangka pembagunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya
mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan
ataupun kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan
pendapat yang bertanggung jawab atau rasa keadilan, melainkan keselarasan,
keserasian dan keseimbangan antara keduanya sekaligus batiniah.
Selanjutnya
juga diartikan bahwa pembangunan itu merata di seluruh tanah air, bukan hanya
untuk golongan atau sebagian dari masyarakat. Selanjuatnya juga di artikan
sebagai keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhannya, antara sesama
manusia, antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan
antara bangsa-bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia
dengan kebahagiaan di akhirat
D. PERBEDAAN MANUSIA DAN HEWAN
Hewan
|
Manusia
|
1. Memiliki
kemampuan siap pakai ketika lahir
2. Makhluk
biologis
3. Punya
instik
4. Bertindak
menurut instink
5. Tidak
mengenal etika, estetika dan agama
|
1. Ketika
dilahirkan tidak berdaya sama sekali
2. Makhluk
biologis, individu dan sosial
3. Potensi
yang berkembang
4. Bertanggung
jawab
5. Punya
etika, estetika, dan agama
|
E. HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
a. Manusia makhluk yg paling mulia dan atau paling hina
·Mulia =>Konstruksi
jasmani dan rohani manusia lebih lengkap
·Hina =>
Tingkah lakunya bertentangan dgn aturan Tuhan
b. Hakikat kejadian manusia
Asal manusia
·Jasmani =>
Tanah
·Rohani => Gaib
c. Proses Terwujudnya manusia
·Manusia yg
terwujud tanpa ibu dan bapak => Adam
·Manusia yg
terwujud tanpa ibu => Hawa
·Manusia yg
terwujud tanpa bapak => Isa
·Manusia yg
terwujud dari laki-laki dan perempuan => manusia sekarang
·Terwujudnya
manusia menurut teori Darwin=>Manusia berasal dari kera
F. PANDANGAN TENTANG HAKIKAT MANUSIA
1. Pandangan Psikoanalitik
ØSuatu aliran dalam ilmu jiwa yg
mencoba menganalisis kejiwaan manusia atas bagian-bagiannya
Struktur Kepribadian Manusia terdiri dari 3 komponen (Freud)
a. Id yang berfungsi untuk menggerakkan seseorang untuk
memuaskan kebutuhannya
b. Ego berfungsi untuk menjembatani antara keinginan id dg
lingkungan yang realistis
c. Super ego berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol tingkah
laku seseorang agar sesuai dengan aturan dan nilai-nilai moral
2. Pandangan
Humanistik
ØMelihat manusia itu secara
manusiawi
Dipelopori oleh Rogers, Jeans Jacues Rousseau, Martin Buber
a. Rogers
Manusia adalah makhluk yg terus berubah dan diibaratkan dgn air mengalir yang
tanpa hentinya.
b. Jean Jacues Rousseau
Pada dasarnya manusia itu adalah baik tapi dirusak oleh masyarakat atau
lembaga.
c. Martin Buber
Manusia merupakan suatu (eksistensi) yang berpotensi, tetapi potensi itu
terbatas, sehingga sulit untuk memperkirakan bagaimana masa depan mansia
tersebut. Manusia tidak dapat dikatakan baik atau jahat tetapi mengandung
kedua kemungkinan itu
3. Pandangan
Behavioristik
ØTingkah laku manusia ditentukan oleh
lingkungan dimana individu itu berada
Dipelopori oleh Skinner, Kohler, Wetson, Thorndike
1).Tingkah laku manusia ditentukan oleh
lingkungan di mana individu itu berada
2). Tingkah laku manusia dapat
dikendalikan dengan mengatur lingkungan tempat individu itu berada
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab I dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan segenap
dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri
yang khas tersebut membedakan secara prinsip dunia hewan dari dunia manusia
Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian
rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan dan sekaligus mengusai
hewan
Salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya kemampuan menghayati kebahagian
pada manusia
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui
pendidikan
Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara
selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.
B. Saran
1.Kepada
semua pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib berpegang teguh kepada
nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab kesehariannya
2.Penerapan paradigma baru dalam pendidikan
disosialisasikan lebih luas
Makalah Pancasila Sebagai Idiologi Pembelajaran/Pendidikan Dasar Manusia
Reviewed by Zainul Faozi
on
April 14, 2018
Rating:
Post a Comment